Pasir Timbul Tegal: Surga Sementara di Laut Gebang yang Patut Dijaga
Pasir Timbul Tegal adalah hamparan pasir putih yang muncul di tengah laut saat air surut, menjadikannya destinasi unik di Desa Gebang, Teluk Pandan. Daya tarik ini populer untuk menikmati laut terbuka, namun aksesnya kini bergantung pada perahu warga setelah jalur dari Pantai Sari Ringgung ditutup. Meski fasilitas lama terbengkalai, masyarakat sekitar, seperti nelayan Pak Maat, terus menjaga dan membuka akses demi menjaga eksistensinya dan mendukung ekonomi lokal.
WISATA
Siti Hafizah
8/2/20252 min read
Tentang Pasir Timbul
Pasir Timbul Tegal merupakan salah satu daya tarik wisata bahari yang unik dan langka di Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan. Berupa hamparan pasir putih yang muncul di tengah laut saat air surut, destinasi ini menjadi favorit wisatawan untuk menikmati suasana laut terbuka secara langsung. Keindahan dan kealamian lokasi ini menjadikannya istimewa, namun sejak ditutupnya akses dari Pantai Sari Ringgung, kunjungan menjadi lebih menantang dan bergantung pada perahu warga lokal. Bangunan dan fasilitas penunjang yang sebelumnya ada kini tidak lagi dikelola dan mulai rusak karena tidak terurus. Meski demikian, masyarakat sekitar, termasuk nelayan seperti Pak Maat, tetap berupaya membuka akses bagi wisatawan, sekaligus menjaga eksistensi destinasi ini agar tetap dikenal dan memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar.
Hamparan pasir putih ini terletak di tengah-tengah lautan lepas dan hanya muncul saat air surut. Saat air pasang, deburan ombak dari dua arah bertemu dan menghilangkan pasir tersebut, menciptakan fenomena alam yang menakjubkan. Lokasi ini sangat cocok untuk bermain air, berfoto, atau sekadar menikmati suara riuh ombak di tengah ketenangan laut. Wisatawan dapat mengakses lokasi melalui dermaga Cuku Nyinyi atau kawasan Mangrove Petengoran dengan menggunakan jasa perahu lokal. Kisaran harga sewa perahu mulai dari Rp150.000–Rp250.000 per rombongan, tergantung titik keberangkatan dan durasi.
“Tempatnya sangat indah dan unik, seperti berada di tengah lautan luas. Rasanya damai sekali. Sayangnya, fasilitasnya kurang terkelola dan bangunan-bangunan yang dulu ada sudah mulai rusak. Tapi justru itu yang bikin suasananya terasa lebih alami dan sepi.”
– pengunjung, Juli 2025
★★★★★